Resensi buku: Ibnu Sina
Penulis : Ahmad Ridlo Shohibul Ulum
Penerbit : Sociality
Kota Terbit : Yogyakarta
Jenis Buku : Buku Non-Fiksi
Tahun Terbit : 2017
“Aku paling takut pada sapi, sebab ia punya tanduk namun tak punya akal”
(Ibnu Sina)
Ibnu Sina adalah tokoh yang sangat terkenal. Siapa sih yang tidak mengenal sosok beliau? Seseorang yang dikenal akan kepandaiannya dalam mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan. Bahkan yang tertulis dalam buku Ibnu Sina (Ilmuwan, Pujangga, Filsuf Besar Dunia) karya Ahmad Ridlo Shohibul Ulum menjelaskan bahwa Ibnu Sina (Avicenna) telah menguasai ilmu kedokteran pada usia 16 tahun. Ia mampu memecahkan masalah pengobatan melalui eksperimennya. Melalui pelayanan yang dilakukan terhadap orang-orang sakit, ia mampu menemukan metode-metode baru dalam perawatan kepada pasien.
Abu ‘Ali Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Ibnu Sina. Lahir pada bulan Safar 370 H bertepatan pada bulan Agustus – September 980 M. Beliau lahir di Afsyanah, kota kecil wilayah Uzbekistan yang merupakan kampung halaman ibunya Satarah. Ia dikenal dengan sebutan Avicenna di dunia Barat serta mendapat julukan sebagai Pangeran Para Dokter. Menurut para ahli ayah beliau menjabat sebagai gubernur di daerah-daerah luar Bukhara tempat kelahiran ayahnya. Selain itu, ayahnya juga berkesempatan menjadi pegawai tinggi pada masa Dinasti Samaiah (819-1005).
Ibnu Sina (Avicenna) memiliki saudara muda dengan selisih umur 5 tahun lebih muda darinya bernama Mahmud yang dikenal dengan sebutan Abdul Harits. Sejak usia 5 tahun, Ibnu Sina belajar menghafal Al-Qur’an. Menginjak usia 10 tahun, beliau menguasai Al-Qur’an dan tata bahasanya. Setelah menguasainya, beliau mempelajari logika dan matematika yang dibimbing oleh ‘Abdillah An-Natili. Dalam mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan, Ibnu Sina termasuk seseorang yang cepat dalam menyerap ilmu yang ia pelajari selama ini. Banyak sekali ilmu pengetahuan yang ia pelajari seperti fisika, metafisika dan kedokteran yang dilaluinya atas bimbingan Abu Sahl Al-Masihi.
Buku Ahmad Ridlo Shohibul Ulum yang berjudul “Ibnu Sina (Ilmuwan, Pujangga, Filsuf Besar Dunia) menceritakan perjalanan Ibnu Sina dalam pengembangan dan kemajuan bidang keilmuan modern. Tertulis singkat biografi beliau dalam buku tersebut. Pada masanya, beliau pernah di juluki sebagai bapak Kedokteran Modern oleh kaum Skolastik karena kepandaiannya dalam menguasai ilmu kedokteran serta melakukan eksperimen-eksperimen yang mampu meciptakan metoda-metoda baru dalam dunia kedokteran. Selain mendapat gelar bapak Kedokteran Modern, beliau juga dijuluki sebagai raja obat. Dalam usia muda, beliau sudah memiliki banyak karya tulis.
Dituliskan dalam buku Ahmad Ridlo Shohibul Ulum, pada usia 21 tahun beliau sudah mulai menulis dengan karya pertamanya berjudul “Al-Majmu” yang di dalamnya berisi berbagai ilmu pengetahuan dan lengkap.
Menurut saya, buku ini sangat memotivasi bagi para pembacanya. Hal tersebut terjadi karena di dalamnya berisi tentang kepandaian sosok Ibnu Sina sehingga pada masa mudanya mampu membuat karya-karya tulis tentang keilmuwan. Sasaran penulis adalah agar pembaca mampu mengenang ilmuwan terdahulu. Namun di sisi lain, jika pembaca mengagumi sosok beliau maka mereka akan menjadi termotivasi untuk mengikuti jejak beliau. Bukankah itu seru? Bukankah itu menarik?
Membacalah karena jendela ilmu ada dalam buku. Tengoklah kembali sosok Ibnu Sina yang mempelajari keilmuan dengan membaca. Ketika kamu tidak bisa memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan maka berwudhulah. Kemudian sholatlah dan berdoa kepada Allah agar diberikan jalan keluar terhadap permasalahanmu atau kesusahan dalam memahami sesuatu. Itulah cara belajar dari IBNU SINA.
Pengen komentar tapi bingung komentar apa ya
BalasHapusAhahah komentar i apa yang perlu dikomentari karena penulis butuh itu 😇
HapusTerimakasih saran nya 😇
BalasHapus